Beranda HUKUM & HAM Pengakuan Eks Pemain Sirkus: Diadopsi dan Dijanjikan Sekolah Tinggi, Justru Dieksploitasi

Pengakuan Eks Pemain Sirkus: Diadopsi dan Dijanjikan Sekolah Tinggi, Justru Dieksploitasi

7
0

JAKARTA, KOMPAS.com

Sejumlah mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) mengaku direkrut sejak usia dini melalui modus adopsi dengan janji akan disekolahkan hingga ke jenjang tinggi.

Namun kenyataannya, anak-anak dari keluarga miskin ini menjadi pemain sirkus dan menjalani kehidupan penuh kekerasan.

Salah satu mantan pemain sirkus, Butet, menceritakan bagaimana bos-bos sirkus menjanjikan masa depan cerah sebagai iming-iming kepada keluarga mereka.

“Dia bilang ke orang tua kita, angkat anak. Saya ambil anak kamu nanti saya sekolahin sampai besar. Kan perjanjiannya mau diangkat jadi anak, karena mereka tidak punya anak perempuan,” kata Butet di hadapan Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, Selasa (15/4/2025).

“Jadi diiming-imingi mau disekolahin, bahkan sampai ke luar negeri,” lanjut Butet.

Pengakuan lain datang dari Debora, yang mengungkap bahwa semakin lama, usia anak yang direkrut semakin muda.

“Ada bayi dua, makin ke sini yang diambil makin bayi, makin kecil makin mudah melatihnya. Generasi terakhir yang saya lihat banyak sekali bayi,” katanya.

Debora juga menuturkan, setelah banyak kasus mencuat, pihak pengelola mulai mengizinkan anak-anak untuk disekolahkan, namun hanya sebatas formalitas.

“Tahun 2010 kami mulai disekolahkan, tapi aneh, cuma satu minggu sekali di Cisarua,” ungkapnya.

Manajemen Taman Safari mengatakan bahwa masalah tersebut melibatkan individu tertentu.

Mereka memastikan bahwa pihaknya tidak memiliki keterikatan hubungan bisnis dengan mantan pemain sirkus tersebut.

“Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan eks pemain sirkus yang disebutkan dalam video tersebut,” kata manajemen Taman Safari dalam keterangan resmi.

Manajemen Taman Safari menegaskan, Taman Safari Indonesia Group merupakan badan usaha berbadan hukum yang berdiri secara independen dan tidak terafiliasi dengan pihak yang dimaksud.

“Kami menilai bahwa permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan,” jelasnya.

Manajemen Taman Safari menegaskan, hak setiap individu untuk menyampaikan pengalaman pribadinya.

Namun mereka berharap agar nama dan reputasi Taman Safari Indonesia Group tidak disangkutpautkan dalam permasalahan yang bukan menjadi bagian dari tanggung jawab mereka.

Terutama tanpa bukti yang jelas karena dapat berimplikasi kepada pertanggungjawaban hukum.  

“Kami berkomitmen untuk menjalankan kegiatan usaha dengan mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG), kepatuhan hukum, serta etika bisnis yang bertanggung jawab,” jelasnya.

“Kami mengajak masyarakat untuk bersikap bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di ruang digital dan tidak mudah terpengaruh oleh konten yang tidak memiliki dasar fakta maupun keterkaitan yang jelas,” tegas mereka.

(Diterbitkan : Mutia, https://patroli709.com/)

Narasumber : 

  1. Kiki Safitri, Jessi Carina
  2. Kompas.com https://nasional.kompas.com/read/2025/04/15/18571991/pengakuan-eks-pemain-sirkus-diadopsi-dan-dijanjikan-sekolah-tinggi-justru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini