Patroli7 Jepara
Berawal perkenalan di Facebook, (MLU) bocah berumur 14 tahun asal Kediri, Jawa Timur jadi korban penyekapan di sebuah rumah di Kelurahan Panggang, Kecamatan Jepara kota.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) Kabupaten Jepara Edy Marwoto melalui Subkor Rehabilitasi Sosial Iman Bagus selaku pendamping korban (MLU).
Iman Bagus menceritakan, mulanya bocah yang masih duduk di bangku SMP kelas II itu hendak memanfaatkan waktu liburan sekolahnya dengan bekerja agar bisa mendapatkan uang jajan dan membantu orang tua.
Kemudian, (MLU) mendapatkan penawaran pekerjaan di sebuah salon kecantikan dengan gaji yang tinggi serta fasilitas seperti mess di Jepara. Pada Minggu (7/7) (MLU) dijemput oleh (S), 25 tahun menggunakan sepeda motor di daerah Ngawi, Jawa timur.
(MLU) mengaku akan diajak jalan-jalan oleh (S) sebagai tanda perkenalan dan ternyata (MLU) langsung diajak motoran sampai Jepara, Jawa Tengah.
Setelah sampai di salah satu rumah di Kelurahan Panggang, Jepara (MLU) merasa curiga karena bukannya diantar ke salon tapi malah diajak ke rumah biasa.
“Minggu malam itu sekitar habis Isya, (MLU) menangis minta diantarkan pulang kembali. Tapi (S) tidak terima dan memukul wajahnya hingga lebam,” tutur Iman, Selasa (9/7).
Pemukulan dilakukan karena (S) tinggal bersama sang nenek, dan tidak mau diketahui menyelundupkan perempuan ke dalam rumah.
Perasaan (MLU) pun tak karuan karena diperlakukan seperti itu oleh (S). Dia pun memilih untuk tidak memberontak.
Lalu, (MLU) menginap hingga satu hari di rumah (S) di Panggang, Jepara. Baru kemudian saat (S) tertidur lelap pada Senin dini hari, (MLU) memberanikan diri untuk melarikan diri dan mencari pertolongan.
“Saat melarikan diri (MLU) minta tolong kepada pemilik warung tak jauh dari lokasi dan bertemu dengan ojek online serta diarahkan ke Polsek Jepara. Baru kemudian kami menerima laporan tersebut dan segera melakukan pendampingan,” ringkas Iman.
Setelah bertemu dan menceritakan kronologi yang terjadi, Iman berkoordinasi dengan orang tua korban. Kemudian pada (9/7) sekitar pukul 09.30, korban dijemput oleh pihak keluarga.
“Sebenarnya korban juga sudah bekerja menjaga stand es teh di daerah asalnya Kediri, tapi karena mendapati tawaran yang lebih menggiurkan lalu tertarik dan malah disekap,” jelas Iman.
Lebih lanjut Iman menjelaskan, dari pihak keluarga tidak terima, akan tetapi kalau membuat laporan kepolisian waktunya akan tersita.
“Kasus kemudian dipasrahkan kepada kami, rencana akan tracking pelaku. Karena ini mirip seperti kasus di Bangsri terkait bocah yang dijual mucikari,” tegasnya.
Dari hasil pengamatan Iman di lapangan, berdasarkan penuturan warga setempat diketahui terduga pelaku (S) sering membawa perempuan ke dalam rumah.
Kalau (MLU) ini kebetulan belum sempat bertemu dengan mami (pemilik salon, Red) yang sebelumnya dijanjikan oleh (S). Kemungkinan ini memiliki jaringan besar,” jelasnya.
Sampai saat ini, Iman mengaku bersama dengan pihak keamanan setempat masih mencoba memburu pelaku.
“Akan kami beri shock therapy, tidak menutup kemungkinan akan ada pengembangan kasus kalau terkait dengan tindak pidana kekerasan terhadap anak maupun TPPO” tuturnya.
(Patroli7 – Jepara)