Patroli 7 Jepara Perempuan Jepara khususnya mewarisi keberanian dan semangat juang tiga perempuan pahlawan inspiratif Jepara yaitu: Ratu Shima yang berkuasa pada abad VII Masehi, Ratu Kalinyamat yang berkuasa pada abad XVI dan R.A Kartini pada abad XVIII. Pemerintah.
Selain ketiga tokoh pejuang perempuan pahlawan inspirasif tersebut, tokoh pergerakan kemerdekaan pahlawan nasional kita yaitu : dr. Tjipto Mangoenkoesoemo adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal sebagai “Tiga Serangkai” yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap pemerintahan penjajahan Hindia Belanda.
Jepara melahirkan para pejuang wanita yang memiliki 2 karakter yang sangat berlawanan, yaitu pejuang yang gigih mengangkat senjata melawan penjajah di medan perang dan yang melakukan perlawanan dengan “pena” untuk melakukan penyadaran kepada masyarakat di sekitarnya agar berjuang melawan penjajahan untuk mendapatkan kemerdekaan.
Selama ini masyarakat hanya tahu bahwa Jepara adalah daerah penghasil kerajinan ukiran pada kayu yang dibuat menjadi furnitur atau pernak-pernik hiasan di rumah. Sampai saat ini, kerajinan ukiran kayu Jepara masih bertahan dan menjadi sumber penghasilan masyarakat Jepara.
Jepara juga terkenal dengan wisata alamnya yaitu pantai-pantai berpasir putih yang membentang sepanjang garis pantai kabupaten Jepara. Garis pantai Jepara adalah sepanjang 80 KM.
Selain itu ada tempat wisata yang juga sudah sangat terkenal, yaitu Karimun Jawa di mana wisatawan dapat melaksanakan kegiatan bawah laut seperti snorkeling atau diving untuk menikmati keindahan alam bawah laut. Jepara juga berada di kaki Gunung Muria sehingga wisata.
Dari sisi perjuangan, Jepara juga dikenal dengan sosok pahlawan wanita, R.A. Kartini. Namun rupanya jejak kepahlawanan Kartini itu mengikuti jejak perjuangan wanita-wanita hebat di masa sebelumnya, yaitu Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat.
Tidak ada salahnya kami dari warga Jepara memberikan apresiasi rasa hormat setinggi-tingginya atas dasar perjuangan beliau. Sebagai perhormatan kepada beliau dan untuk mengenang jasa-jasa beliau kami akan mengadakan kegiatan Kartini Award.
RA Kartini atau Raden Ajeng Kartini, merupakan salah satu tokoh perempuan yang dikenal atas perjuangannya dalam mewujudkan emansipasi.
Kartini lahir pada 21 April 1879, dari keluarga bangsawan di Jepara, Jawa Tengah.
Perjuangan RA Kartini untuk Indonesia berlangsung cukup singkat, yakni dari tahun 1890-an hingga wafatnya pada 1904.
Hal utama yang diperjuangkan Kartini bagi kehidupan wanita Indonesia adalah emansipasi atau kesetaraan hak-hak perempuan dengan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan masyaraka, khususnya di bidang pendidikan.
Kisah Perjuangan RA Kartini
RA Kartini tumbuh pada masa tradisi patriarki dan kolonialisasi masih membelenggu, sehingga menyulitkan kaum perempuan untuk bergerak maju.
Meski Kartini menjadi salah satu perempuan yang beruntung mendapatkan pendidikan karena ayahnya merupakan Bupati Jepara Raden Mas Sosroningrat, ibunya bukan keturunan darah biru, sehingga tidak menerima privilese bangsawan
Perjalanannya memperjuangan emansipasi dan mencerdaskan kaum perempuan pun dimulai dari tulisan. Dengan pengetahuan yang mempuni, Kartini menciptakan karya tulis sebagai salah satu bentuk perjuangannya membuka pemikiran kaum perempuan.
Perjuangan Kartini tidak hanya sampai pada karya tulisan. Ia merupakan sosok perempuan pertama yang memprakarsai perkumpulan dan memajukan pendidikan perempuan.
Perjuangan RA Kartini dalam pendidikan dimulai di Jepara, dengan memulai sebuah sekolah kecil yang mengajarkan baca-tulis, kerajinan tangan, dan memasak.
Kartini berniat untuk memajukan para perempuan pribumi yang masih terlalu terikat dengan budaya dan adat, sehingga kebebasan mereka dalam menentukan hidup pun ikut terenggut.
Perjuangan Kartini tidak berlangsung lama, karena pada 17 September 1904, ia meninggal hanya beberapa hari setelah melahirkan anak semata wayangnya.
Meski sangat singkat, perjuangan Kartini menginspirasi banyak orang, salah satunya Conrad Theodor van Deventer, salah satu tokoh Politik Etis dari Belanda, yang mendirikan sebuah sekolah perempuan.
Sekolah yang dinamai Sekolah Kartini itu didirikan pada 1912, atau sekitar delapan tahun setelah wafatnya RA Kartini.
(Patroli7 Jepara)